Friday, December 19, 2008

ANTARA CINTA, KEKAYAAN, KECANTIKAN, KESEDIHAN & KEGEMBIRAAN ...

Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak: ada CINTA, KEKAYAAN, KECANTIKAN, KESEDIHAN, KEGEMBIRAAN dan sebagainya. Awalnya mereka hidup berdampingan dengan baik dan saling melengkapi. Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik semakin tinggi dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri.
CINTA sangat kebingungan sebab ia tidak tahu berenang dan tak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai cuba untuk mencari pertolongan.

Sementara itu CINTA lihat, air makin naik membasahi kaki CINTA. Tak lama kemudia CINTA lihat KEKAYAAN sedang mengayuh perahu.
"KEKAYAAN! KEKAYAAN! Tolong aku!" teriak CINTA.
"Aduh! Maaf,CINTA!" kata KEKAYAAN.
"Perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membawamu serta, takut nanti perahu ini tenggelam. Lagipun tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini." Lalu KEKAYAAN cepat-cepat mengayuh perahunya pergi meninggalkan CINTA yang hampir tenggelam.

CINTA sedih sekali, namun kemudian dilihatnya KEGEMBIRAAN lewat dengan perahunya.
"KEGEMBIRAAN! Tolong aku!", teriak CINTA. Namun apa yang terjadi, KEGEMBIRAAN terlalu gembira kerana ia mempunyai perahu sehingga ia tuli tak mendengar teriakan CINTA. Air makin tinggi membasahi CINTA sampai ke pinggang dan CINTA semakin panik. Tak lama kemudian, lewat pula KECANTIKAN.
"KECANTIKAN! Bawalah aku bersamamu!", teriak CINTA. Lalu apa jawab KECANTIKAN,
"Wah, CINTA, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut sama. Nanti kamu akan mengotorkan perahuku yang indah ini." sahut KECANTIKAN. CINTA sedih sekali mendengar nya. CINTA mulai menangis teresak-esak.
“Apa kesalahanku, mengapa semua orang melupakan aku?”
Saat itu lalulah KESEDIHAN. Lalu CINTA memohon belas,
"Oh, KESEDIHAN, bawalah aku bersamamu", kata CINTA. Lalu apa kata KESEDIHAN,
"Maaf, CINTA. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja... ", kata KESEDIHAN sambil terus mengayuh perahunya.

CINTA putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. CINTA terus berharap dirinya dapat diselamat kan. Lalu ia berdoa kepada Tuhannya, oh tuhan tolonglah aku, apa jadinya dunia tanpa aku, tanpa CINTA?
Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara,
"CINTA! Mari cepat naik ke perahuku!" CINTA menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua berjanggut putih panjang sedang mengayuh perahunya. Lalu Cepat-cepat CINTA naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya. Kemudian di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan CINTA dan segera pergi dari situ. Pada saat itu barulah CINTA sedar, yang ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua baik hati yang telah menyelamatkan nyawanya itu. CINTA segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu.
"Oh, orang tua tadi? Dia adalah "WAKTU", kata orang itu. Lalu CINTA bertanya,
"Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalinya. Bahkan teman-teman yang mengenaliku pun enggan membantu ku", tanya CINTA hairan.
"Sebab", kata orang itu,
"hanya WAKTU lah yang tahu berapa nilainya harga sebuah CINTA.....

No comments: